Friday 5 December 2025 - 08:49
Jalan Ketaatan kepada Allah adalah Pilihan, Bukan Paksaan

Hawzah/ Naluri manusia pada dasarnya cenderung mendorongnya menuju perbuatan maksiat. Namun, Allah SWT meletakkan ayat-ayat serta perintah-perintah-Nya di hadapan manusia. Ayat-ayat ilahi inilah yang, melalui berbagai metode dan cara, mengarahkan hati manusia agar—di tengah pertarungan antara perintah Allah Swt dan dorongan naluri—ia mampu memilih jalan penghambaan.

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, Almarhum Ayatullah Azizullah Khoshvaght, seorang ustadz akhlak di Hawzah Ilmiyyah, dalam pelajaran akhlaknya membahas topik "Permusuhan Setan terhadap Manusia," yang isinya adalah sebagai berikut:

Allah Swt adalah Pencipta manusia. Dalam struktur tubuh manusia yang sangat teliti dan kompleks, Dia mengetahui dengan sempurna bagaimana seluruh unsur penyusun tubuh saling terhubung dan berfungsi. Banyak hal yang tidak kita ketahui, tetapi Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. Manusia memiliki berbagai naluri, dan naluri-naluri tersebut sering kali menariknya pada hal-hal yang tidak baik. Dengan kata lain, ada kalanya manusia terdorong untuk menyelisihi perintah Allah Swt.

Pada titik inilah muncul pergulatan antara perintah Allah dan keinginan-keinginan naluriah; suatu pertarungan yang intens dan berulang, sehingga manusia kerap kali kebingungan menentukan pilihan yang tepat.

Dalam kondisi seperti ini, Allah Swt menunjukkan rahmat-Nya kepada hamba yang tengah mengalami terjebak dalam pertarungan batin tersebut dengan menurunkan firman serta tanda-tanda-Nya. Apabila manusia mendengarkan dan memperhatikannya, maka hatinya akan condong kepada ketaatan.

Semua itu terjadi bukan melalui paksaan, melainkan melalui kecenderungan yang tumbuh secara alami dari dalam diri manusia. Inilah sebuah nikmat yang sangat besar.

Dengan demikian, ketika perintah Allah Swt sampai kepada manusia, terbentuklah sebuah persimpangan:

1. Perintah Allah, dan
2. Dorongan serta keinginan naluri.

Sering kali yang maju lebih dulu adalah naluri, sebab ia terasa nyata dan mudah dirasakan, sementara perintah Allah Swt gaib dan tidak terlihat langsung. Namun, dampak dan pengaruh dari ayat-ayat Ilahi: jika manusia memperhatikan ayat-ayat itu dengan cermat dan benar, ia akan cenderung menaati perintah Allah dan tidak menentang-Nya. Pada akhirnya, semua ayat ini, menjauhkan manusia dari jalur penentangan dan membimbingnya menuju perintah Ilahi.

Bentuk hidayah tersebut tidak diberikan dalam satu pola tunggal, melainkan melalui berbagai metode yang beragam.Allah SWT menghadirkan ragam pendekatan yang menakjubkan, agar manusia—meskipun memiliki banyak naluri yang kuat—ketika menerima perintah-Nya, terdorong untuk memilih ketaatan dan tidak mengikuti dorongan nafsunya.Demikianlah pengaruh hakiki dari ayat-ayat Allah: membimbing manusia menuju ketaatan dan ketundukan kepada-Nya.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha